Jumat, 06 Mei 2016

Sejarah Film Pendek

Halo para sineas film pendek. Sekarang saya akan membahas tentang sejarah film pendek. Sumber informasi dari sejarah film pendek yang akan saya bahas diambil dari beberapa sumber yang ada di internet dan dirangkum disini. Yuk, kita simak sejarah film pendek yang katanya pada awal berkembangnya sempat dipopulerkan oleh komedian Charlie Chaplin.

Sejarah film pendek dalam perkembangan perfilman dunia

Wikipedia mengatakan, dalam sejarah dunia perfilman dunia, film pendek mulai populer sejak tahun 1950-an. Perkembangan terbesar film pendek dimulai dari Jerman dan Perancis. Para penggagas film pendek itu ialah Manifesto Oberhausen di Jerman dan kelompok Jean Mitry di Perancis. Kemudian muncul Oberhausen Kurzfilmtage yang sekarang menjadi festival film pendek tertua di dunia, tepatnya di kota Oberhausen sendiri.
Tidak menunggu waktu yang lama Paris pun menjadi saingan dengan kemunculan Festival du Court Metrage de Clermont-Ferrand yang diadakan setiap tahun. Festival-festival film pendek di Eropa menjadi ajang eksibisi utama yang kaya akan pengunjung, apalagi didukung dengan munculnya banyak rumah sinema berkapasitas kecil. Masyarakat pun dapat menyaksikan pemutaran film-film pendek ini di hampir setiap sudut kota di Eropa.
Sumber lain mengatakan, film pendek sudah populer sejak tahun 30an. Banyak perusahaan film besar yang memproduksi film pendek memanfaatkannya untuk tujuan komersil. Perusahaan film yang memiliki jaringan bioskop sendiri seringkali menjual film pendek ini pada bioskop-bioskop lain dan film tersebut dijual dalam satu paket yang mengharuskan bioskop-bioskop tersebut juga menayangkan feature yang mengkomersilkan nama perusahaan tersebut. Pada akhirnya kualitas film pendek pun jadi merosot. Praktek ini disebut dengan istilah block booking yang pada akhirnya dinyatakan illegal oleh US Supreme Court.
Dengan dikeluarkannya kebijakan tersebut, film pendek kembali populer. Sejak saat itu, film pendek adalah sepenuhnya lahan milik para sineas independent. Produsen film besar juga masih memproduksi film pendek, namun hanya untuk special project dan bukan untuk tujuan komersil.
Pada tahun 50an, film pendek mulai merasuki pertelevisian. Bentuk film pendek yang populer ditayangkan di televisi waktu itu (bahkan sampai sekarang) adalah kartun yang menampilkan karakter unik. Pada akhir 60an, film pendek di layar lebar dinyatakan menghilang dari layar lebar.
Pada tahun 1980, definisi durasi dari film pendek berubah menjadi 40-80 menit. Mendekati film durasi normal. Yang tetap membedakan film pendek adalah topiknya yang rumit. Kini banyak dbuat festival sebagai ajang ekspresi para pembuat film pendek. Bersamaan dengan menjamurnya festival film pendek, popularitas film pendek juga meroket dan menuai antusiasme para sineas amatir.

Sejarah film pendek di Indonesia

Wikipedia menuliskan bahwa film pendek di Indonesia mulai muncul di kalangan pembuat film Indonesia sejak munculnya pendidikan sinematografi di IKJ. Perhatian para film-enthusiasts di era tahun 70-an bisa dikatakan cukup baik dalam membangun atmosfer positif bagi perkembangan film pendek di Jakarta.
Bahkan, Dewan Kesenian Jakarta mengadakan Festival Film Mini setiap tahunnya semenjak tahun 1974, dimana format film yang diterima hanyalah seluloid 8mm. Tapi, sangat disayangkan pada tahun 1981 Festival Film Mini berhenti karena kekurangan dana.
Pada 1975, muncul Kelompok Sinema delapan yang dimotori Johan Teranggi dan Norman Benny. Kelompok ini secara simultan terus mengkampanyekan pada masyarakat bahwa seluloid 8mm dapat digunakan sebagai media ekspresi kesenian .
Hubungan internasional mulai terbangun, diantaranya dengan para filmmaker Eropa terutama dengan Festival Film Pendek Oberhausen, ketika untuk pertama kali-nya film pendek Indonesia berbicara di muka dunia di tahun 1984. Keadaan ini memancing munculnya Forum Film Pendek di Jakarta, yang berisikan para seniman, praktisi film, mahasiswa dan penikmat film dari berbagai kampus untuk secara intensif membangun networking yang baik di kalangan pemerhati film.
Pada tahun 1985 melalui acara Pekan Sinema Alternatif yang diselenggarakan di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki 12-16 November 1985, disebutkan sebagai salahsatu program acara adalah Pameran Sinema Elektronik. Pameran sinema elektronik adalah sebuah respon atas fenomena baru teknologi video yang masuk ke Indonesia.
Video adalah fenomena baru saat itu. Namun seperti halnya 8mm, penggunaan medium video masih pada seputar kalangan masyarakat menengah keatas. Perguliran wacana video art sebagai sesuatu yang baru di Indonesia mendapatkan respon yang baik namun masih pada sebatas sebuah respon atas teknologi yang sophisticated. Dalam program pameran sinema elektronik pada pekan sinema alternatif tersebut diputarkan beberapa karya video art dari Jerman dan Amerika Serikat.
Secara garis besar, keadaan film pendek di Indonesia memang dapat dikatakan ironis. Film pendek Indonesia hampir tidak pernah tersampaikan ke pemirsa lokal-nya secara luas karena miskinnya ajang-ajang eksibisi dalam negri. Akan tetapi di sisi lain, di dunia internasional, film pendek Indonesia cukup mampu berbicara dan eksis. Dari sejak karya-karya Slamet Rahardjo, Gotot Prakosa, Nan T. Achnas, Garin Nugroho, sampai ke generasi Riri Riza dan Nanang Istiabudi.
Nah, itulah sedikit informasi tentang sejarah film pendek di dunia dan Indonesia yang dapat saya kumpulkan. Banyak ucapan terima kasih yang harus saya haturkan atas jasa-jasa para tokoh pengembang film pendek yang berjuang keras pada jamannya demi kemajuan film pendek. Berbeda dengan pada saat itu, kini perkembangan film pendek dirasa sudah tak terbatas. Pesatnya perkembangan teknologi membuat para pembuat film pendek lebih bebas dalam berkarya dan dapat menayangkannya dengan mudah, terutama melalui media internet.
Demikian yang saya bisa sampaikan, semoga dapat membantu dan memberikan informasi yang cukup. Dan apabila kamu memiliki informasi tambahan tentang sejarah film pendek, jangan sungkan dan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Mari kita berbagi pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo saling berbagi